DI SUSUN OLEH:
1. Sukmawati Winasis 100404020086
2. Bajeng Dika Kristi 100404020087
3. Dwi Wahyuningsih 100404020088
4. Akhmad Irfandi 100404020101
Pendapatan perkapita merupakan indikator terpenting dalam mengukur tingkat kesejahteraan rakyat suatu negara. Sebuah negara dikatakan makmur apabila rakyatnya memiliki pendapatan perkapita yang tinggi. Namun demikian, tingginya pendapatan perkapita bukan penentu kemakmuran suatu negara. Meskipun negara itu pendapatan perkapitanya tinggi, namun jika terjadi perang saudara di dalam negara tersebut, maka tidak dapat disebut sebagai negara makmur/sejahtera. Karena dengan adanya peperangan banyak menimbulkan kematian, penderitaan, dan rasa tidak aman.
Dalam hal ini pendapatan perkapita berkaitan erat dengan pendapatan nasional,di mana pendapatan nasional merupakan jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun.
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.m
Hal ini dapat dinyatakan sebagai:
NNI = C + I + G + (NX) + bersih pendapatan faktor asing - pajak tidak langsung -penyusutan
dimana:
C = Konsumsi
I = Investasi
G = pengeluaran pemerintah
NX = ekspor netto (ekspor dikurangi impor)
dimana:
C = Konsumsi
I = Investasi
G = pengeluaran pemerintah
NX = ekspor netto (ekspor dikurangi impor)
ARTIKEL
Sabtu, 14 Januari 2012 , 18:59:00

JAKARTA - Pemilik restoran cepat saji KFC, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), merevisi anggaran belanja modaldari semula Rp 300 miliar bertambah sedikit menjadi Rp 320 miliar. Ada gejala permintaan lebih tinggi sehingga perseroan butuh tambahan untuk kebutuhan_ekspansi_pada_2012.
Direktur FAST, Justinus D Juwono mengatakan, pihaknya akan menutupi capex tahun ini dari dana hasil penerbitan obligasi yang dilakukan tahun lalu. Dari aksi korporasi tersebut memang didapat dana segar sebesar Rp 200 miliar dan kekurangannya dari dana kas internal. Hingga akhir September 2011, dana kas tercatat sebanyak Rp 491,5 miliar.
Menurut Justinus, penambahan capex tersebut dilakukan seiring perubahan jumlah gerai baru yang akan dibangun di tahun ini. Sebelumnya, FAST hanya berencana membangun 20 gerai baru. "Sekarang kita akan membangun sekitar 25 sampai 30 gerai baru," ujarnya.
Pembangunan gerai baru rencananya di beberapakota besar di Jawa dan Sumatera. Dari sisi luas, setiap gerai akan dibangun di atas lahan sekitar 300 sampai 500 meter persegi. Meski begitu belum dijelaskan detail dari investasi untuk masing-masing gerai tersebut.
Anggaran capex tersebut tidak seluruhnya digunakan untuk penambahan gerai. Ada anggaran untuk biaya renovasi gerai yang sudah ada. Hingga akhir 2011, FAST sudah memiliki gerai sebanyak_417_unit.
Sebanyak 40 gerai dari jumlah tersebut merupakan gerai yang free standing, sedangkan sisanya gerai yang berada di pusat perbelanjaan. Namun, Justinus belum bisa menjelaskan jumlah_gerai_yang_akan_direnovasi_pada_tahun_ini.
Justinus mengatakan bahw aFAST memang harus terus melakukan ekspansi guna mengikuti pertumbuhan industri makanan cepat saji di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan masyarakat terutama di kalangan kelas menengah. "Kita memang harus ekspansi agar_bisa_menjangkau_lebih_banyak_masyarakat,"_ungkapnya.
Maka rencana ekspansi gerai tersebut diharapkan mampu menopang pertumbuhan kinerja keuangan perseroan. FAST mengincar penjualan sebesar Rp 3,74 triliun sampaiRp 3,81 triliun pada 2012. Jumlah tersebut naik 13 persen sampai 15 persen dari penjualan tahun 2011 yang diproyeksikan mencapai Rp 3,31 triliun. Laba bersih diharapkan terjadi kenaikan sebesar 8 persendari perolehan tahun 2011 yang diproyeksikan mencapaiRp 264,8 miliar.
Hingga akhir September 2011, FAST mencetak kenaikkan penjualan 13,06 persen menjadi Rp 2,44 triliun. Kenaikkan laba bersih sebesar7,51 persen men jadi Rp 175,44 miliar.(gen/kim)
Komentar:
Dengan adaanya penambahan gerai baru pada perusahaan restoran cepat saji KFC yang semula hanya 417 gerai berencana akan membagun 25 – 30 gerai baru. Disebabkan adanya permintaan tinggi terhadap perusahaan makanan siap saji. Dan rencananya pembangunan gerai baru di beberapa kota besar seperti Jawa dan Sumatra. Dapat disimpulkan bahwa terjadi adanya kenaikan pendapatan masyarakat di Jawa dan Sumatra. Disini kita dapat menghitung jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Kita dapat mengetahui pola konsumsi masyarakat di Jawa dan Sumatra mengalami kenaikan.
Di dalam NNI ada unsur pajak tidak langsung atau indirect business taxes. Pajak tidak langsung ini akan mempertinggi harga jual, contohnya pajak penjualan dan PPn (Logo KFC dan semua fasilitas pelayanan). Pajak tidak langsung ini ditinjau dari pendapatan nasional hanya mempertinggi harga jual saja. Bila output KFC tetap dan pajak tidak langsung diperbesar atau diperkecil maka NNI-pun menjadi lebih besar atau lebih kecil, karena GNP diukur dari harga pasar.
Di dalam artikel tersebut anggaran belanja yang semula Rp 300M menjadi Rp 320M disebabkan karena permintaan yang tinggi, untuk itu barang modal dipakai untuk perluasan atau penambahan gerai KFC bersama dengan barang konsumsi sehingga akan membentuk NNI. Diharapkan rencana ekspansi ini mampu menambah NNI dan dapat menopang pertumbuhan kinerja keuangan perseorangan. Dari artikel tersebut kami mendukung bahwa barang modal tidak hanya digunakan untuk penambahan gerai KFC saja, namun juga untuk membiayai renovasi gerai yang sudah ada. Dengan begitu, maka kenyamanan pelanggan akan terpenuhi.
SUMBER REFERENSI
Jawa Pos Edisi 14 Januari 2012